Contoh Karya Tulis Ilmiah Bidang Penelitian
KARYA TULIS ILMIAH
Pemanfaatan Daun Pepaya sebagai Pestisida Alami
DISUSUN OLEH :
INDRI DWI
PUTRI 9980487885
KABUL
BUDI ASMARA 9987231103
LIA
MARDALENA 9988477006
MONICA
HOLI SAKILA 0001333593
SMA NEGERI 1 PENAWARTAMA
KAB. TULANG BAWANG
TP.2014/2015
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Ketua :
Kabul Budi Amara
Nama Anggota :
1. Indri Dwi Putri
2. Lia Mardalena
3. Monica Holi Sakila
Nama Sekolah :
SMA NEGERI 1 PENAWARTAMA
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul “Pemanfaatan Daun Pepaya Sebagai
Pestisida Alami”
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan
bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang lain. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya akan mempertahankan karya tulis ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana diperlukan.
Penawartama,16
Maret 2015
Menyetujui,
Guru Pendamping, Ketua
Kelompok
WASET S.Pd KABUL
BUDI ASMARA
9987231103
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini diajukan untuk mengikuti Tugas
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Daun
Pepaya Sebagai Pestisida Alami
Kelompok :
Kelompok 3
Guru Pembimbing
Nama : WASET S.Pd
NIP :
Penawartama,
Maret 2015
Menyetujui,
Ketua
Kelompok Guru
Pendamping
KABUL
BUDI ASMARA WASET
S.Pd
9987231103 NIP.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. SUYADI
NIP.196409041991031005
ABSTRAK
Pepaya (Carica pepaya L.) atau
betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko
bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas
dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C.Pepaya adalah
satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga
mengambil dari nama bahasa Arawak, "pepaya". Dalam bahasa Jawa pepaya
disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang". Populasi tanaman pepaya saat ini sangat menyebar
di berbagai wilayah, terutama di Penawartama.
Sebagian dari penduduk Penawartama memiliki tanaman pangan, sayur
ataupun buah. Tidak selamanya tanaman pangan tumbuh sehat, tentu ada hama yang
selalu menyerang tanaman tersebut. Selama ini, masyarakat membasmi hama dengan
pestisida kimia. Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi
hama. Penggunaan pestisida kimia berdampak buruk bagi manusia, salah satunya
keracunan. Dengan penggunaan pestisida kimia, hama cenderung menjadi lebih
kebal, sehingga dapat menyebabkan peningkatan populasi hama. . Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kandungan kimia pada daun papaya, pembuatan
pestisida dari daun papaya, dan manfaat ekstrak daun pepaya sebagai pestisida alami.
Kami menggunakan metode Study Kepustakaan, yaitu mengumpulkan referensi
dari berbagai sumber buku dan internet.
Daun pepaya
mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan
hama penghisap. Daun pepaya dapat
digunakan sebagai pestisida alami.
Kata Kunci : Daun Pepaya, Pestisida Alami dan Hama
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNYA, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah kami yang berjudul
“Pemanfaatan Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses penyelesaian karya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas
kelompok terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI semester 2
tahun pelajaran 2014/2015.
Kami berterimakasih kepada Bapak Waset S.Pd selaku guru mata pelajaran yang selalu
memberikan pengarahan. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
yang juga sudah memberi kontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah
ini.
Karya Tulis ini tentu masih banyak terjadi
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa menjadi
rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
Penawartama,
03 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar
Pernyataan...............................................................................ii
Lembar Pengesahan.............................................................................iii
Abstrak.................................................................................................iv
Kata
Pengantar......................................................................................v
Daftar
Isi..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan
Penelitian.............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan
Teori.................................................................................4
2.1.1 Sejarah Pestisida...........................................................................4
2.1.2 Pengertian
pestisida......................................................................5
2.1.3 Formulasi
pestisida.......................................................................5
2.2 Landasan
Teori................................................................................7
2.2.1 Sejarah Tanaman
Pepaya.............................................................7
2.2.2 Jenis Tanaman
Pepaya.................................................................7
2.2.3 Manfaat Tanaman
Pepaya............................................................8
2.2.4 Manfaat Daun
Pepaya..................................................................8
2.2.5 Manfaat Akar Tanaman
Pepaya...................................................9
2.2.6
Pestisida......................................................................................10
2.3
Hipotesis........................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Tempat........................................................................11
3.2 Alat dan
Bahan..............................................................................11
3.3 Metode Penelitian..........................................................................11
3.4 Rancangan
Penelitian....................................................................11
3.5 Sasaran
Penelitian.........................................................................11
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Kandunga Kimia Daun
Pepaya.....................................................12
4.2 Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun
Pepaya.....................12
4.3 Manfaat ekstrak Daun
Pepaya.......................................................12
4.4 Daun Pepaya sebagai Pestisida
Alami..........................................13
BABV PENUTUP
5.1
Kesimpulan....................................................................................14
5.2
Saran..............................................................................................14
Daftar
Pustaka.....................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pepaya (Carica pepaya L.) atau
betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara
dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh
daerah tropis untuk diambil buahnya. C.Pepaya adalah satu-satunya
jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari
bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari
nama bahasa Arawak, "pepaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut
"katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang". Populasi tanaman pepaya saat ini sangat menyebar
di berbagai wilayah, terutama di Penawartama. Hampir setiap rumah setidaknya
memiliki satu pohon Pepaya.
Sebagian
dari penduduk Penawartama memiliki tanaman pangan, sayur ataupun buah. Tidak
selamanya tanaman pangan tumbuh sehat, tentu ada hama yang selalu menyerang
tanaman tersebut. Selama ini, masyarakat membasmi hama dengan pestisida kimia. Tujuan
penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Akan tetapi dalam
kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu
tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Hal ini sering
terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan
pestisida. Penggunaan pestisida kimia berdampak buruk bagi manusia, salah
satunya keracunan. Dengan penggunaan pestisida kimia hama cenderung menjadi
lebih kebal, sehingga dapat menyebabkan peningkatan populasi hama.
Pemakaian
pestisida sintesis berawal dari pelaksanaan program intensifikasi pertanian
yang berorientasi pada peningkatan hasil panen yang sebesar- besarnya, tanpa
memperhatikan dampak negative terhadap lingkungan. Petani benar- benar
dirangsang untuk menggunakan pestisida secara besar- besaran. Pada saat
pelaksanaan program intensifikasi pertanian digiatkan, subsidi pemerintah terhadap
pestisida mencapai 80%, sehingga harga pestisida menjadi sangat murah, terlebih
lagi dengan adanya kemudahan memperoleh kredit. Program penyuluhan pertanian
pun selalu merekomendasikan penyemprotan pestisida secara berkala tanpa melihat
ada tidaknya hama yang menyerang tanaman, sehingga penyemprotan bisa dilakukan
setiap minggu sepanjang musim tanam.
Namun, akhir- akhir ini disadari bahwa
pemkaian pestisida sintesis ibarat pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya yang
besar bagi peningkatan produksi pertanian, tersembunyi bahaya yang mengerikan.
Para ilmuwan telah menyadari bahwa dibalik kemudahan dan keunggulan pestisida
sintesis, tersembunyi biaya mahal yang harus ditanggung oleh manusia di
berbagai belahan bumi. Bahaya yang dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan
keracunan. Menurut WHO paling tidak 20.000 orang per tahun meninggal akibat
keracunan pestisida, sekitar 5.000-10.000 orang per tahun mengalami dampak yang
sangat fatal, seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit liver.
Berbagai jenis pestisida terakumulasi di tanah dan air yang berdampak buruk
terhadap keseluruhan ekosistem.
Sangat disayangkan, belum banyak penelitian tentang dampak negatif
pemakaian pestisida sintesis di Indonesia. Sementara itu, hasil penelitian yang
ada kurang disosialisasikan, sehingga tingkat kesadaran (awareness) masyarakat kita terhadap dampak negatif pestisida masih
sangat rendah. Masih sering terlihat petani menyemprotkan pestisida tanpa
memakai pelindung. Pemakaian pestisida sering tidak bijaksana, dosis dan
konsentrasi yang dipakai kadang- kadang ditingkatkan hingga melampaui batas
yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah sudah tidak mampu lagi
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, wadah bekas pestisida sering
dibuang disembarang tempat.
Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis,
mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan / pemanfaatan pestisida
alami sebagai alternatif pengganti pestisida sintesis. Salah satu pestisida
alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun pepaya. Selain ramah lingkungan,
pestisida alami merupakan pestisida yang relatif aman dalam penggunaannya dan
ekonomis. Untuk itu, penulis akan membahas mengenai pemanfaatan ekstrak daun
pepaya sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
kandungan kimia pada daun pepaya?
2. Bagaimana
pembuatan pestisida alami dari daun pepaya?
3. Apa manfaat
ekstrak daun pepaya sebagai pestisida alami?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah tersebut adalah :
1. Untuk
mengetahui kandungan kimia pada daun pepaya.
2.Untuk
mengetahui pembuatan pestisida dari daun pepaya.
3.Untuk
mengetahui manfaat ekstrak daun pepaya sebagai pestisida alami.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan dari Karya
Tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah
wawasan penulis dan
masyarakat.
2.
Memberikan rujukan kepada instansi terkait untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi yang terdapat di dalam
daun pepaya sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan.
3.
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk
menjadikan pestisida alami dari daun pepaya sebagati Pengganti pestisida
sintesis.
4.
Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat,
untuk dapat mengelola atau membuat sendiri pestisida alami
dari bahan baku daun pepaya yang tersedia di alam.
5.
Untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang
terdapat pada daun pepaya.
6.
Untuk mengetahui cara pembuatan pestisida alami
dari daun pepaya.
7.
Untuk mengetahui manfaat apa saja yang terkandung
dalam dalam daun pepaya.
8.
Untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Teori
2.1.1 Sejarah
Pestisida
Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang
lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di
Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenik, merkury dan
serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad
ke-15. Kemudian pada abad ke-17 nikotin sulfate yang diekstrak dari tembakau
mulai digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis
pestisida alami yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum danrotenon
yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica (Sastroutomo, 1992). Pada tahun
1874 Othmar Zeidler adalah orang yang pertama kalimensintesis DDT (Dichloro
Diphenyl Trichloroethane), tetapi fungsinya sebagai insektisida baru ditemukan
oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller padatahun 1939 yang dengan
penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau
Medicine pada tahun 1948 (NobelPrize.org).
Pada tahun1940an mulai dilakukan produksi pestisida sintetik dalam
jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Weir, 1998). Beberapa literatur
menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai aloera pestisida (Murphy,
2005). Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari50 kali lipat semenjak
tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap
tahunnya. Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75%
digunakan di negara-negara berkembang (Sudarmo, 1987). Di Indonesia, pestisida
yang paling banyak digunakan sejak tahun 1950-ansampai akhir tahun 1960-an
adalah pestisida dari golongan hidrokarbon berklorseperti DDT, endrin, aldrin,
dieldrin, heptaklor dan gamma BHC. Penggunaan pestisida-pestisida fosfat
organik seperti paration, OMPA, TEPP pada masa lampau tidak perlu
dikhawatirkan, karena walaupun bahan-bahan ini sangat beracun (racun akut),
akan tetapi pestisida-pestisida tersebut sangat mudah terurai dan tidak
mempunyai efek residu yang menahun. Hal penting yang masih perlu diperhatikan
masa kini ialah dampak penggunaan hidrokarbon berklor pada masa lampau
khususnya terhadap aplikasi derivat-derivat DDT, endrin dan dieldrin.
2.1.2 Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida berasal dari
katacaedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh
hama. Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 danperaturan pemerintah
RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk
mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang
pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan
manusia. Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat
pengatur tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau
virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6 tahun 1995).
2.1.3 Formulasi Pestisida
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida
dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi
sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama.
Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai.
a.
Cairan
emulsi (emulsifiable concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi
pestisida yang dibelakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan
tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila
angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni.
Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif,
pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi
karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk
emulsi.
b.
Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada
bidang pertaniansebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu
tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran
biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan
kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25
persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih
mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di
belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).
c.
Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya
terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian
pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien (±
10-40 %).
d.
Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya
terdiri atas bahanaktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek
(biasanya 50-75 persen).Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di
belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water
soluble powder).
e.
Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal
dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau amino ester.
Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultralow
volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada
tanaman kapas.
f.
Fumigansia
(fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yangdapat
menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya
digunakan di gudang penyimpanan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sejarah Tanaman
Pepaya
Pepaya
merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari
Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexico dan Costa Rica.
Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di
daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan
(sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang
tinggi.
Di Indonesia
tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman perkarangan.
Senrta penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa Barat (Kabupaten
Sukabumi), Jawa Timur (Kabupaten Malang), Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah,
Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado).
2.2.2 Jenis Tanaman Pepaya
Ada beberapa jenis pepaya, yaitu :
a. Pepaya
Jantan
Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan
bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga
jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari
tersusun dengan sempurna.
b. Pepaya Betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga
terdapat beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga
betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah
yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang
tahun.
c. Pepaya Sempurna
Pepaya
sempurna memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari
dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3
jenis pepaya sempurna, yaitu:
1) Berbenang sari 5 dan bakal
buah bulat.
2) Berbenang sari 10 dan bakal
buah lonjong.
3) Berbenang sari 2 - 10 dan
bakal buah mengkerut.
2.2.3 Manfaat Tanaman Pepaya
Setiap
bagian dari tumbuhan pepaya memiliki khasiat. Bahkan, getah pepaya yang
terdapat di seluruh bagian tanaman, mulai dari buah, daun, batang, sampai
akarnya, bersifat antitumor dan kanker. Ini karena lebih dari 50 asam amino
yang terdapat di dalamnya.
Buah pepaya
memiliki kadar serat yang tinggi. Itu sebabnya saat mengalami sulit buang air
besar, pepaya adalah buah yang pas untuk dikonsumsi. Tentu, khasiat pepaya tak
hanya pada buahnya saja.
Buah, daun,
dan akar pepaya memang dapat dimanfaatkan mencegah gangguan ginjal, sakit
kantung kemih, tekanan darah tinggi dan gangguan haid. Sementara biji pepaya
bermanfaat mengobati cacing gelang, gangguan pencernaan, masuk angin, dan
diare.selain itu banyak lagi manfaat lainnya.
Selama ini
getah pepaya yang terdapat pada daun memang lebih dimanfaatkan untuk
pengempukan daging dengan cara membungkus daging mentah dengan daun tersebut
selama beberapa jam dalam suhu kamar. Selain itu, daun pepaya dapat langsung
digosokkan pada permukaan daging. Penggosokan daun pada daging dimaksudkan
untuk mengeluarkan getah (lateks) yang terdapat pada daun agar keluar, kemudian
masuk dalam daging.
2.2.4 Manfaat Daun Pepaya
Beberapa
manfaat daun pepaya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mencegah
Penyakit Kanker
Kanker merupakan penyakit yang sangat ganas dan mematikan, jika tidak
dicegah mulai sekarang maka akan membahayakan jiwa. Di dalam daun pepaya
sendiri memiliki kandungan getah putih yang begitu banyak seperti susu (white
milky latex) yang dapat dikembangkan sebagai anti kanker. Getahnya secara
otomatis didapatkan pada saat anda mengkonsumsi daun pepaya, baik itu di masak
atau dengan cara apapun.
2. Menstabilkan Tekanan Darah
Daun pepaya juga sangat bermanfaat bagi penderita tekanan darah tinggi.
Karena daun pepaya memiliki fungsi sebagai pengontrol tekanan darah. Caranya
cukup mudah, anda tinggal siapkan 5 lembar daun pepaya kemudian direbus atau
dimasak dengan air setengah liter. Masak sampai airnya menyisakan 3/4. Biarkan
sampai dingin kemudian diminum. Anda boleh mencampurnya dengan madu sebagai
pelengkap atau pemanis.
3. Menambah Nafsu Makan
Bila anda memiliki masalah dengan tubuh yang kurus yang disebabkan
karena kurangnya nafsu makan, maka solusinya adalah daun pepaya. Karena didalam
daun pepaya memiliki kandungan yang dapat menambah nafsu makan. Caranya daun
pepaya dihaluskan dengan cara diblender yang sebelumnya sudah dicampur dengan
garam dan air hangat secukupnya. Setelah itu disaring dengan menggunakan
penyaringan lalu air sudah disaring tersebut siap untuk diminum.
4. Menghilangkan Jerawat
Daun pepaya mempunyai khasiat sebagai solusi bagi mereka yang mempuyai
jerawat yang membandel. Cara pembuatannya yaitu; petik 2-3 helai daun tua
pepaya kemudian jemur sebentar sehingga daun tampak layu. Setelah itu daun yang
sudah layu ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan diberi sedikit air (setengah
sendok) dan oleskan pada bagian wajah yang terdapat jerawat sampai beberapa
saat (sekiranya da neresap pada jerawat) setelah itu bilas dengan air bersih
(jangan menggunakan pembersih wajah ataupun sabun untuk membersihkan ramuan
tersebut dari wajah).
2.2.5 Manfaat Akar Pepaya
Yang banyak
dikenal dari manfaat akar pepaya adalah manfaatnya sebagai obat bagi
penyakit ginjal, baik yang sudah terkena maupun untuk menghindari penyakit
ginjal.
Selain itu
manfaat akar pepaya dapat digunakan sebagai obat cacing dan untuk minuman penyegar.
2.2.6 Pestisida
Selama ini pengendalian terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
dilakukan oleh petani dengan menggunakan pestisida kimia dalam dosis tiinggi. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan petani
tentang pengendalian OPT yang tepat. Dampak dari penggunaan pestisida kimia ini
antara lain hama menjadi kebal, peledakan hama baru, penumpukan residu bahan
kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh
residu bahan kimia, dan kecelakaan bagi pengguna. Oleh karena itu perlu dicari
cara pengendalian OPT yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan OPT adalah
dengan penggunaan pestisida
nabati yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di lingkungan sekitar. Pestisida
nabati dapat dimanfaatkan untuk memberantas organisme pengganggu tumbuhan
berupa hama dan penyakit tumbuhan maupun gulma. Pestisida nabati merupakan
hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau
akar.
Pestisida nabati mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang
terbatas, dan bahan dasarnya pun relatif mudah didapat. Sehingga para petani
diharapkan mampu mengaplikasikannya dan tidak bergantung lagi pada penggunaan
pestisida kimiawi.
2.3 Hipotesis
Daun pepaya dapat digunakan sebagai pestisida alami
ramah lingkungan dan tidak memiliki efek samping penggunaan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
penelitian dimulai pada tanggal 10 Maret 2015. Penelitian ini dilaksanakan
di Kampung Bogatama.
3.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Ember
Bahan : 1. Air
2.
Penumbuk
2. Daun pepaya segar
3.
Sendok 3. Detergent
4.
Saringan 4.
Minyak tanah
5. Kain halus
6. Penyemprot
3.3 Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan adalah Studi
Kepustakaan yaitu,mencari sumber-sumber yang
relevan terhadap judul yang penulis angkat melalui buku-buku dan melalui
internet.
3.4 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variabel bebas berupa macam ekstra daun
pepaya (carica pepaya L. ).
3.5 Sasaran Penelitian
Bebarapa
sasaran yang dapat dikendalikan dengan aplikasi pestisida nabati dari daun
pepaya :
1. Berbagai
jenis ulat
2. Cendawan
3. Mosaik virus
4. Embun tepung
5. Hama yang
terdapat dalam tanah dan hama
penhisap
6. Trips dan
kutu kebul
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Kandungan Kimia Daun
Pepaya (Carica pepaya)
Daun pepaya
(Carica pepaya) mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A
18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0
gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi
0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya
mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan
hama penghisap”
4.2 Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya (Carica pepaya)
Adapun
langkah-langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu:
1. Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastic besar/ 1
ember besar).
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian
ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran,
didiamkan semalam.
4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan
larutan hasil saringan ke tanaman.
4.3 Manfaat Ekstrak Daun Pepaya (Carica
pepaya) sebagai Pestisida Alami
Pestisida
alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti
tumbuhan. Adapun beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain:
1. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga
tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
3. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok,
kotoran ayam.
4. Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia
bibit secara gratis (ekonomis).
5. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis.
Untuk
mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen
dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan
tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena
penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka
sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering,
karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur.
Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai
dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.
Pestisida
alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan
cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama
terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat
hama yang merusak tanaman). Pestisida
alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat
digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu
serta berbagai jenis serangga.
4.4 Daun Pepaya Sebagai Pestisida Nabati
Daun pepaya(carica pepaya L.) yang telah di racik dan di tambah
dengan beberapa bahan lainnya lalu di semprotkan pada tanaman yang berhama
dapat menghilangkan hama tersebut sedikit demi sedikit, tergantung dosis dan
lama penyemprotan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil dan pembahasan tersebut, antara
lain:
1. Daun pepaya (Carica pepaya) mengandung bahan aktif
“Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”
2. Adapun langkah-langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya,
yaitu: mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas
plastik besar/ 1 ember besar), menumbuk daun pepaya hingga halus, hasil
tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2
sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan
semalam, menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan
menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
3. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi
masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem
pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan
jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak
daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk
mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai
jenis serangga.
5.2 Saran- Saran
Adapun
saran-saran yang dapat penulis berikan, antara lain:
1. Sebaiknya para petani dan pencinta tanaman menggunakan pestisida alami
sebagai pengganti dari pestisida sintesis yang digunakan agar keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
2. Jangan menggunakan pestisida alami jika tidak ada tanaman yang diserang
oleh hama.
DAFTAR PUSTAKA
Asdyanasari,
Fika. 2009. Tumbuhan penghasil pestisida nabati.4 maret 2015 di http://fiksa0926.blogspot.com/2009/12/tumbuhan-penghasil-pestisida-nabati.html
Anonim. 2012. Lebih Mengenal Manfaat Tanaman Pepaya.3
maret 2015 di http://teknikdiet.com/menu-sehat/lebih-mengenal-manfaat-tanaman-pepaya
Anonim. 2013. Pengendali Hayati Bio
Pestisida Alami.2
maret 2015 di http://carabudidaya.com/pengendali-hayati-bio-pestisida-alami/
Terimakasih kak, artikelnya sangat membantu:)
BalasHapusBlog yang sangat menarik
BalasHapusYang lagi nyari not angka, yuk mampir
BalasHapuswww.notangkakita.blogspot.com