Laporan Ujian Praktik Biologi TA 2015/2016 SMAN 1 PENAWARTAMA
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI
Pembuatan
Bioteknologi Secara Konvensional
(Peranan Khamir Saccharomyces Cerevisiae dalam Pembuatan
Bolu Kukus)
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Didik Setiawan XII IPA 2
Hamidatun Nadiroh XII IPA 2
Johan Septu Indrawan XII IPA 2
Kabul Budi Asmara XII IPA 2
Lia Mardalena XII IPA 2
M. Ali Shodiqin XII IPA 2
Muhammad Agus Salim XII IPA 2
PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG
DINAS PENDIDIKAN
SMA
NEGERI 1 PENAWARTAMA
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Alamat : Jalan Raya Rawa Jitu kamp. Bogatama Kec.
Penawartama
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya, kami dapat menyusun Laporan ini dengan baik. Meskipun dalam
penyusunannya banyak kesulitan yang kami hadapi, tetapi kami dapat
menghadapinya dengan lancar. Laporan ini disusun sebagai tugas Ujian Praktik
Biologi SMA Negeri 1 Penawartama.
Laporan
ini yang berjudul “Peranan Khamir Saccharomyces
Cerevisiae dalam Pembuatan Bolu Kukus”. Melalui Laporan ini, kami
menjelaskan mengenai peranan sekaligus cara kerja Khamir Saccharomyces Cerevisiae dalam pembuatan bolu kukus.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri widodo, S.Pd selaku Penguji sekaligus
guru Mata Pelajaran Biologi yang telah memberikan materi tentang Laporan ini.
Serta teman-teman yang telah menyumbangkan ide dan pikirannya, sehingga kami
dapat menysun Laporan ini dengan baik.
Kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata. Kami menyadari Laporan ini banyak sekali
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca yang lebih mengetahui tentang Laporan ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar
Belakang
Bolu
sebenarnya berasal dari daratan Eropa dan diperkenalkan kepada masyarakat
Indonesia oleh bangsa Belanda selama masa penjajahan. Pada awalnya bolu telah
dikenal oleh bangsa Mesir Kuno. Cara pengolahan serta bahan-bahannya sangat
sederhana dan dibuat untuk keperluan upacara keagamaan. Pada abad pertengahan
di Eropa mulai dikembangkan cara pembuatan bolu yang lebih modern, seperti roti
menjadi lebih harum dan lembut. Variasi bolu juga mulai berkembang, seperti
bolu panggang dan bolu kukus. Kualitas bolu semakin baik sejak kemajuan
teknologi di bidang pangan, yaitu bioteknologi.
Bioteknologi
adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat
digunakan oleh manusia. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang masih
sederhana disebut bioteknologi konvensional. Bioteknologi konvensional biasanya
menggunakan mikroorganisme, seperti Saccharomyces
Cerevisiae dalam pembuatan bolu kukus. Dengan menggunakan Saccharomyces Cerevisiae tekstur bolu
kukus menjadi lebih lembut atau empuk dan lebih mengembang.
Sekarang
ini bolu kukus merupakan makanan yang mudah ditemui, selain rasanya yang enak,
pembuatannya tidak terlalu sulit. Karena hal itulah, kami tertarik untuk
mengkaji secara lebih detail mengenai peranan sekaligus cara kerja khamir Saccharomyces Cerevisiae dalam proses
pembuatan bolu kukus.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa peranan
khamir Saccharomyces Cerevisiae dalam
proses pembuatan bolu kukus ?
2.
Bagaimana cara
kerja khamir Saccharomyces Cerevisiae
dalam proses pembuatan bolu kukus ?
1. 3 Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui
peranan khamir Saccharomyces Cerevisiae
dalam proses pembuatan bolu kukus,
2.
Mengetahui cara
kerja khamir Saccharomyces Cerevisiae
dalam proses pembuatan bolu kukus.
1. 4 Manfaat
Penelitian
1.
Menambah wawasan
tentang pembuatan bolu kukus,
2.
Menambah wawasan
tentang bioteknologi konvensional,
3.
Menambah
pengetahuan tentang peranan dan cara kerja khamir Saccharomyces Cerevisiae dalam pembuatan bolu kukus.
BAB II LANDASAN
TEORI
2. 1 Pengertian Bioteknologi
Menurut
Lestari (2014) Biteknologi berasal dari bahasa latin, yaitu bio (hidup), teknos (teknologi dan penerapan), dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur atau virus) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas produk dengan bantuan mikroorganisme.
Prinsip-prinsip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi
tanaman, hewan dan produk makanan. Bioteknologi yang masih menggunakan
teknologi sederhana disebut bioteknologi konvensional.
2. 2 Pengertian
Bolu Kukus
Menurut
Aninim (2013) Bolu kukus adalah kue tradisional kekayaan kuliner Nusantara yang
masih sangat populer sebagi cemilan dimasa kini. Berbeda dengan bolu pada
umumnya, bolu kukus tidak dipanggang (oven) melainkan di kukus. Bolu kukus
memiliki ciri khas tekstur yang lembut dan banyaknya rongga di dalamnya.
Tabel Gizi bolu
kukus per 100 gram
No
|
Nutrisi
|
Jumlah
|
1
|
Energi
|
249 kkal
|
2
|
Protein
|
5,1 gram
|
3
|
Lemak
|
2,1 gram
|
4
|
Karbohidrat
|
52,5 gram
|
2. 3 Pegertian Respirasi
Menurut Supardi (2015) Respirasi
merupakan perubahan glukosa menjadi karbon dioksida dan uap air, melalui 3
tahap yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron. Respirasi sel
terbagi menjadi 2 yaitu aerob dan anaerob. Respirasi aerob ialah seuatu proses
pernafasan yang membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2 dan H2O.
Sedangkan respirasi anaerob merupakan respirasi tanpa oksigen, dan menghasilkan
alkohol.
2. 4 Objek Penelitian (Saccharomyces Cerevisiae)
Klasifikasi Saccharomyces Cerevisiae
Kingdom : Fungi
Filum :
Asscomycota
Subfilum : Saccharomycotina
Kelas :
Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces Cerevisiae
Menurut
Anonim (2012) Saccharomyces Cerevisiae adalah
mikroorganisme bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia.
Bakteri ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan
manusia untukmembuat makanan dan minuman. Saccharomyces
Cerevisiae yang dalam proses pembuatan bolu kukus memiliki sifat dapat
memfermentasikan maltosa secara cepat (lean
dought yeast), memperbaiki sifat osmotolesance( sweet dought yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan tolerance dan
memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian mikroorganisme dalam
adonan sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi fermentasi
terhadap gula. Saccharomyces Cerevisiae
berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces Cerevisiae bersifat fermentatif (melakukan
fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat.
Namun dengan adanya oksigen, saccharomyses
juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida
dan air.
2. 5 Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Baskom
|
3 butir telur
|
2
|
Mixer
|
2 gelas santan
kental
|
3
|
Neraca
|
500 gram terigu
|
4
|
Sendok
|
500 gram Gula
|
5
|
Parutan
|
1 sendok makan
pengembang(khamir Saccharomyces
Cerevisiae
|
6
|
Saringan
Kelapa
|
Pasta
secukupnya (pewarna makanan)
|
7
|
Loyang
|
|
8
|
Mangkuk
|
|
9
|
Panci
|
|
10
|
Kompor
|
|
11
|
Kertas Cetakan
|
|
12
|
Cetakan
|
|
2. 6 Langkah Kerja
1.
Menyiapkan alat
dan bahan.
2.
Mencampurkan garam
secukupnya, gula, telur, dan pengembang setelah itu mengocok hingga mengental
dan mengembang sempurna.
3.
Menambahkan sedikit
demi sedikit tepung dan santan secara bertahap, aduk hingga merata.
4.
Memisahkan adonan
menjadi tiga bagian untuk diberi warna sesuai selera.
5.
Meletakkan
kertas cetakan kedalam cetakan bolu kukus. Kemudian memasukkan adonan kedalam
cetakan satu per satu.
6.
Mengukus adonan
bolu kukus hingga matang kurang lebih 10 menit, setelah bolu kukus matang maka
siap disajikan dan dinikmati.
2. 7 Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal :
Minggu/24 januari 2016
Tempat :
Rumah Lia Mardalena, Desa Rejosari
2. 8 Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini kami menggunakan metode kepustakaan, kami mengumpulkan referensi
mengenai judul terkait yaitu Peranan Khamir Saccharomyces
Cerevisiae dalam Pembuatan Bolu Kukus.
BAB III HASIL
DAN PEMBAHASAN
3. 1 Hasil Penelitian
Pada
penelitian ini kami membuat dua jenis produk bolu kukus, yaitu bolu dengan
campuran Saccharomyces Cerevisiae dan
bolu tanpa Saccharomyces Cerevisiae.
Hasilnya banyak perbedaan dari keduanya. Perbedaan yang pertama terlihat saat
proses pengadukan adonan. Pengadukan bolu tanpa Saccharomyces Cerevisiae lebih sulit atau berat, adonan cenderung
lebih liat karena tidak adanya rongga udara dalam adonan. Sedangkan pada bolu
yang menggunakan Saccharomyces Cerevisiae
adonan lebih mudah dan ringan diaduk, itu karena adonan memiliki banyak rongga
udara didalamnya. Kemudian Perbedaan yang kedua terletak pada tekstur bolu
setelah matang. Bolu tanpa Saccharomyces
Cerevisiae memiliki tekstur yang keras (bantat). Sedangkan bolu yang
menggunakan Saccharomyces Cerevisiae memiliki
tekstur lebih lembut atau empuk, karena banyak terdapat rongga udara di dalamnya.
3. 2 Pembahasan
Penggunaan
mikroorganisme dalam pembuatan bolu sudah bukan fenomena yang asing lagi,
terutama bolu kukus. Pengembang yang digunakan dalam pembuatan bolu kukus yaitu
Saccharomyces Cerevisiae. Adonan yang
mengembang akan mempermudah pengadukan serta saat sudah matang bolu akan
memiliki tekstur yang berongga dan lembut.
Proses yang paling penting dan mendasar
dalam pembuatan bolu kukus adalah proses biologis yang disebut dengan respirasi
aerob yang dilakukan oleh khamir Saccharomyces
Cerevisiae. Khamir Saccharomyces
Cerevisiae sendiri tidak dapat mengawali pembentukan gas dalam adonan,
namun dalam tahapan selanjutnya kamir merupakan satu komponen utama yang
berfungsi mengembangkan, mematangkan, memproduksi senyawa-senyawa gas dan aroma
adonan yang melalui respirasi aerob yang dilakukan. Suhu optimum respirasi
adonan adalah 27.
Proses yang pertama yaitu saat
pencampuran air dengan terigu, pada proses ini air mengaktifkan enzim amilase.
Setelah aktif, enzim amilase terhidrolisis menjadi maltosa yang kemudian
menjadi glukosa. Setelah terbentuk glukosa, proses respirasi baru akan dimulai.
Respirasi sel menyangkut proses
enzimatis didalam sel, dimana molekul karbohidrat diuraikan menjadi karbon
dioksida dan uap air dengan konversi energi biologis yang sangat bermanfaat.
Didalam proses respirasi sel, yang
menjadi bahan bakar adalah glukosa. Pembakaran tersebut memerlukan
oksigen bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut :
|
Udara (oksigen) yang masuk kedalam
adonan pada saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh khamir Saccharomyces Cerevisiae. Akibatnya akan
terjadi kondisi yang aerob dan terjadi proses respirasi. Tahapan respirasi yang
pertama yaitu glikolisis, pengubahan glukosa menjadi asam piruvat. Proses ini
berlangsung di dalam protoplasma. Asam piruvat ini akan dioksidasi menjadi
asetil-KoA. Asetil-KoA yang terbentuk kemudian memasuki siklus Krebs.
Siklus Krebs berlansung di matriks
mitokondria. Siklus Krebs menghasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa. Siklus
Krebs juga menghasilkan banyak elektron yang dapat diberikan ke rantai transpor
elektron untuk mensintesis lebih banyak ATP.
Pada sistem transpor elektron,
berlangsung pengepakan energi dari glukosa menjadi ATP. Reaksi ini terjadi
didalam membran dalam mitokondria. Pada sistem elektron ini, oksigen adalah
akseptor yang terakhir. Setelah menerima elektron, oksigen akan bereaksi dengan
H+ membentuk H2O. Hasil akhir dari respirasi yaitu gas
karbon dioksida, uap air dan energi.
Gas karbon dioksida yang dihasilkan
selama proses respirasi akan terperangkap didalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan mendesak lapisan
yang elastis dan extensible yang
selanjutnya menyebabkan pengembangan (penambahan volume) adonan. Pengembangan
(penambahan volume) ini terjadi dua kali. Yang pertama pada saat pengocokan
adonan, namun karena suhu pada saat itu hanya sekitar 27C
maka adonan bolu kukus tidak begitu mengembang. Yang kedua pengembangan terjadi
pada proses pengukusan, karena suhu pada proses ini adalah sekitar 100C
sehingga terjadi pengembangan yang berlebih dalam hitungan menit ( menit) pada bolu kukus. Pengembangan berlebih
ini dapat dilihat dari bentuk bolu yang meninggi dan pecah saat matang.
BAB IV PENUTUP
4. 1 Simpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa khamir Saccharomyces Cerevisiae berperan sebagai pengembang adonan bolu kukus.
Cara kerja khamir Saccharomyces
Cerevisiae yaitu memfermentasi glukosa menjadi karbon dioksida dan uap air,
hal ini menyebabkan adanya rongga-rongga udara dalam bolu kukus. Sehingga bolu
kukus bertekstur ringan dan mengembang.
4. 2 Saran
1.
Bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk dapat menyempurnakan penelitian yang sebelumnya,
2.
Bagi pembaca
diharapkan untuk bisa mengaplikasikan apa yang didapat dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Srikini, dkk. 2007.Biologi SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga
Terimakasih artikelnya, kak, sangat membantu
BalasHapusterima kasih
BalasHapusterima kasih ini sangat bermanfaat
BalasHapus